Ulalaa.. My first post on 2016..
Well, i'm kinda a busy person now. LOL. and I already got a job mann, how cool is that!?
I'm working at a startup company called mamorae, which is an online marketing platform for everybody. So, yeah.. now you can got some additional money to pay your saturdate by being our buzzer, just go to www.mamorae.com and sign up as whoever you wanna be, buzzer or merchant.
Okay enough for the promo (i wonder if i got paid for this promo, lol), let's talk about life..
Gue gak tau apa yang terjadi, tapi semenjak masuk ke dunia kerja, semuanya tampak berubah. I'm not the most diligent and ambitious person but all i know is, i want to make more money and for that reason, i found myself drowning on a sea of freelance jobs. I never imagined that i could turn into this workaholic monsters. Yang gue tau, dari dulu sampai saat terakhir kuliah, gue berani melabeli diri gue sendiri sebagai anak malas (yang beruntung), hobi gue tidur, nonton starworld, dan dengerin lagu di hp, that's it. But now? Gue cuma mau komplain 1 hal sekarang, 24 jam sehari itu gak cukup buat melakukan semua pekerjaan gue. Gile. Rajin. Banget. Parah.
Gak bermaksud buat memuji diri sendiri, tapi kenyataannya memang begitu. Gue cuma lagi heran aja. Heran sama diri gue sendiri yang katanya pernah janji untuk gak akan meninggalkan gaya hidup masa muda yang hype dan edgy banget itu. Faktanya, gue malah turning into this good-but-bad-monster.
Sebagai catatan, pekerjaan gue sekarang bisa dibilang merupakan pekerjaan idaman hampir semua orang. Waktu kerja fleksibel, atasan yang asik, outfit sehari-hari nyantai, perfect. Plus i got a job that suits my education background. But, yeaa... i ruined it (again). Why?
Gue sekantor sama pacar gue, ketakutan semua pasangan untuk kasus seperti ini ternyata bukan bualan belaka, tapi yang ini sebaliknya.. Bukan masalah hubungan yang kebawa-bawa ke urusan kantor, tapi masalah di kantor yang menggerus hubungan gue. Etos kerja, perbedaan pandangan, de el el yang membuat gue sering berdebat, mau gak mau ya memang mempengaruhi, sekuat apapun gue coba untuk memisahkan.
Well, i can't do anything now, i'm the one who brought him to this position. And i'm feeling a deep dilemma where i have choose between my carreer or love. Gue merasa bodoh ketika harus mengalah dan memilih untuk keluar dari pekerjaan gue sekarang demi mempertahankan pasangan tetap berada di zona nyaman nya.
Ya tapi bukannya cinta itu memang bikin bodoh ya?
To be continued...
0 comments:
Ikutan Komentar