Friday, July 12, 2013

Sebelum "SEANDAINYA"

Belakangan ini muncul suatu ketakutan baru di hidup gue, suatu ketakutan yang sebelumnya bahkan ga pernah gue pikirkan untuk ditakuti, gue takut akan kematian #jreengjreeng . Okay, mungkin lo semua bisa ngomong bahwa hal ini adalah suatu hal yang mainstream, but seriously its scary man!

Sejujurnya phobia of death ini juga pernah gue alami waktu gue kecil, gue takut banget nyokap gue pergi ninggalin gue, jadi tiap malem gue berdoa panjang-panjang dengan topik utama agar umur nyokap gue panjang dan sehat, dan syukurnya masih dikabulkan sama Tuhan sampai sekarang (amiinn). 

Me and My Lovely, Health, Strong, and Longlife Mom <3 

Tapi seiring berjalannya waktu gue pun mulai meninggalkan kebiasaan itu dan mengganti doa nya dengan sesuatu yang lebih umum dan krusial untuk remaja seperti “Tuhan tolong buat aku langgeng sama dia”.


Unconditional Happy Family
Nah, semuanya bermulai dari 2 bulan lalu saat gue mendownload games The Sims 3 di laptop canggih gue. Awalnya gue membuat keluarga yang terdiri dari gue, suami gue (aka pacar gue sekarang), Taylor Lautner (gue pengen serumah sama Lautner, masbuloh?) , dan seorang balita dengan nama Zorist Lautner (entah anak gue sama suami gue atau Lautner), gue tinggal di rumah besar nan manis dan harmonis, gue enjoy enjoy aja nyuruh sims gue begini begitu, beli ini beli itu, ditambah lagi simoleons kami gabakal abis berkat cheat (buahahaha). 

Tapi tiba-tiba sims gue berulang tahun dan gue pun mengadakan pesta di rumah lengkap dengan makanan prasmanan dan kue ulang tahun yang gue beli di toko grocery. Sampai situ gue masih woles, dan ketika tiba saatnya buat meniup lilin mendadak suaranya jadi rame terus ... DUAARRR !! Oh enggak, enggak meledak Cuma tiba-tiba sims gue dikelilingi semacam serbuk sari peri bling-bling gitu lalu statusnya berubah dari Young Adult menjadi Adult. Gue terdiam, konyol? Enggak! Lo tau apa? Karna setelah Adult sims gue akan menjadi Elder alias nenek-nenek, begitupula dengan suami gue. 
Dari situ gue mulai berpikir bahwa gue gamau jadi tua, gue takut jadi tua, dan gue takut akan kematian. Alhasil saking takutnya menjadi tua, setting games tersebut gue otak-atik dan gue matikan “aging up”nya, so sims gue gabisa menua lagi.

Hal kedua adalah kejadian hari kemarin, kemarin banget tanggal 11/07/2013. Yang perlu diketahui adalah gue udah pernah merasakan yang namanya kehilangan yang amat sangat menyakitkan dan menyedihkan, 

Adorable and Charming Rivanno Valentino <3 :*
yaitu saat kelinci kesayangan gue Rivanno Valentino meninggal dunia waktu gue masih di Jatinangor, gue bahkan ga sempet mengelus dia untuk yang terakhir kalinya. Kejadian itu sangat amat membuat gue terpukul, saking terpukulnya gue pun jadi seperti orang Alzheimer, berangkat ke kampus dengan mata sembab bengkak dan tanpa memakai dalaman wajib wanita yang berbentuk seperti kacamata, super klimaks. 
Dan kemarin baru saja terulang lagi, kucing hutan gue dan adek yang baru 5 hari kami beli, meninggal. Namanya Gerro Cullen dan mungkin sekarang dia udah beneran jadi seorang “Cullen” di atas sana :”) adek gue nangis sederas air terjun Niagara, dan gue pun teringat air mata sungai Nil gue waktu Vanno tewas.
Bisa dibilang kematian kedua hewan itu adalah dua kematian yang paling amat menyakitkan buat gue. Gue sangat bersyukur bahwa dulu saat engkong gue meninggal, gue belum ngerti apa-apa. Gue bahkan gabisa bayangin kalau harus berhadapan dengan kematian seseorang yang gue sayangi teramat sangat, binatang aja sedih dan sakit nya udah segitunya, gimana manusia?

Dan kemarin pagi itulah gue sadar, bahwa setiap detik kehidupan itu berharga. Sedetik aja lo ga ngelakuin sesuatu yang berharga buat hidup lo itu merupakan kerugian yang sangat besar, lebih besar daripada kerugian akibat kebakaran sebuah showroom mobil penuh dengan Ferrari, Hummer dan Lamborghini.

Waktu Vanno meninggal mungkin karena dia ga keurus, SEANDAINYA gue bawa dia ke pet shop buat dimandiin dan dipotong kuku. Minggu terakhir sebelum Vanno meninggal gue berangkat ke cirebon sama keluarga gue dan gue riweuh sendiri sampe-sampe ga sempet ngelus-ngelus atau say bye ke Vanno, SEANDAINYA gue sempetin mampir ke kandangnya mungkin gue ga akan sesedih itu.

The Most Cutie Kitten in the World,
Gerro Cullen.
Pagi itu Gerro meninggal karena sesak nafas, dia menghembuskan nafas terakhir saat baru saja akan dilarikan ke pet hospital sekitar jam setengah 10. SEANDAINYA gue dan adik gue enggak nungguin bokap gue mandi mungkin Gerro masih bisa selamat sampai di pet hospital. SEANDAINYA gue tau bahwa dari malemnya si Gerro udah ga nafsu makan dan nafasnya mulai ga teratur mungkin dia bisa selamat. SEANDAINYA gue dan adek gue bangun lebih pagi hari itu! Mungkin dia masih ada di kandangnya sekarang, tidur didalam kotak kesayangannya.

And you know what? hal yang paling membuat kita menyesal adalah bukan kematian itu sendiri. Yang paling paling paling bikin kita menyesal adalah saat akhirnya kematian itu sendiri datang lebih dulu daripada kata SEANDAINYA yang banyak kita ucapkan setelahnya. Yap, "I Wish...".
Dari gue sendiri, gue Cuma bisa bilang ada satu “SEANDAINYA” yang mungkin masih bisa kalian semua lakuin, “SEANDAINYA, setelah seseorang membaca cerita gue diatas dan sampai di titik terakhir kalimat ini, dia akan sadar dan langsung melakukan apa yang harus dilakukan sebelum didahuluin sama yang namanya kematian”, Go! Run! Do it! Cause death won’t wait.


-FOZ J-

0 comments:

Ikutan Komentar